Putri Kaguya (Jepang)
Pada zaman dahulu kala hiduplah seorang kakek dan nenek
yang miskin. Mereka hanya hidup berdua dan tidak mempunyai seorang anak
pun. Pekerjaan sehari-hari mereka adalah membuat keranjang dari bambu.
Karena itu hampir setiap hari kakek pergi ke hutan untuk memotong
beberapa batang bambu. Bambu itu kemudian dibelah untuk dijadikan bahan
pembuat keranjang.
Suatu hari sang
kakek sedang pergi ke hutan bambu untuk memotong bambu. Saat ia
memilih-milih bambu, tiba-tiba ia melihat sebatang pohon bambu yang
bersinar keemasan. Pohon bambu tersebut seakan-akan meminta kakek agar
segera menebangnya. Kakek pun memotong pohon bambu itu.
Betapa terkejut
hatinya setelah memotong sebuah bambu karena dari dalamnya muncul sinar
keemasan. “Apa ini ya?” tanya kakek dalam hati. Lalu didekatinya batang
bambu yang mengeluarkan sinar keemasan itu. Ternyata dari dalam batang
bambu tersebut terdapat seorang bayi perempuan yang mungil. Dengan
gembira kakek membawa bayi itu pulang ke rumah. Kakek dan nenek merawat
bayi perempuan itu dengan penuh kasih sayang. Mereka menamakannya
Kaguya.
Sejak
saat itu setiap kali kakek ke hutan untuk memotong bambu, ia selalu
menemukan sebatang pohon bambu yang bersinar keemasan. Setelah
dipotongnya ternyata batang bambu tersebut berisi uang emas. Dengan uang
emas itu mereka tidak perlu lagi bekerja keras. Mereka hidup
berkecukupan dalam membesarkan putri mereka.
Kaguya tumbuh
menjadi seorang putri yang sangat cantik jelita. Rambutnya hitam
bersinar, kulitnya kuning keemasan, dan wajahnya pun seakan-akan
mengeluarkan cahaya yang menyilaukan mata. Berita tentang kecantikannya
tersiar ke seluruh penjuru negeri. Setiap hari datang berbagai macam
pria yang ingin meminangnya. Tetapi sang putri selalu menolaknya. Suatu
hari datanglah lima orang yang ingin meminang sang putri. Sang putri
memberikan lima buah syarat yang sangat berat kepada mereka.
Pria pertama
bertugas mencarikan mangkuk asli sang Budha yang dapat mengeluarkan
cahaya kemilauan. Pria kedua bertugas mencarikan bunga Azaela emas dan
perak seperti dalam legenda. Pria ketiga bertugas mencarikan tikus api
dari China. Pria keempat bertugas mencarikan permata naga yang
berwarna-warni. Sedangkan pria kelima bertugas mencarikan kerang laut
burung walet.
Namun setelah
ditunggu beberapa waktu lamanya, kelima pria itu datang dengan membawa
benda-benda palsu semua. Pria pertama membawa mangkuk biasa yang tidak
mengeluarkan sinar sama sekali. Pria kedua datang dengan membawa tanaman
bunga Azaela dengan sepuhan emas dan perak. Pria ketiga membawakan
tikus-tikus yang bulunya diwarna dengan pewarna merah. Pria keempat
membawakan batu permata biasa. Sedangkan pria kelima juga hanya
membawakan kerang yang ia temukan di pantai. Akhirnya kelima pria itu
tidak satupun yang berhasil meminang sang putri. Mereka pulang ke
negerinya masing-masing dengan kecewa.
Suatu hari di musim gugur, dengan mata berkaca-kaca sang putri menatap cahaya bulan di langit.
“Putriku, apa yang sedang kau pikirkan?” tanya kakek dan nenek dengan khawatir.
“Kakek, Nenek, saat
ini saya sedang sedih. Saya sebenarnya berasal dari negeri Bulan.
Tanggal 15 bulan ini saya akan dijemput untuk kembali pulang ke negeri
saya” kata sang putri dengan berlinang air mata.
Mendengar
penjelasan sang putri, betapa sedih hati kakek dan nenek. Mereka tidak
ingin kehilangan putrinya. Maka mereka melaporkan kepada penguasa daerah
setempat agar mengirimkan pasukannya untuk menjaga sang putri.
Akhirnya, pada
tanggal 15, ketika bulan sedang bersinar dengan terang, rumah sang putri
dijaga oleh berpuluh-puluh samurai yang bersenjatakan panah dan tombak.
Mereka berdiri di atap rumah dan sekeliling rumah sang putri. Ketika
tepat tengah malam, tiba-tiba dari arah bulan purnama muncullah sebuah
kereta yang bersinar terang. Saat pasukan panah sedang bersiap-siap
mengarahkan anak panahnya ke atas, tiba-tiba cahaya menyilaukan
terpancar dari kereta tersebut. Mata para samurai tidak bisa melihat
dengan jelas. Pada saat itu seorang putri dari kereta tersebut turun dan
menjemput Putri Kaguya dari dalam rumah.
Sebelum
meninggalkan kakek dan neneknya, sang putri berpesan, “Kakek, Nenek!
Jagalah kesehatan kalian. Terima kasih banyak atas kasih sayang kalian
selama ini. Aku akan selalu merindukan kalian. Selamat tinggal!”
Putri Kaguya pun
akhirnya terbang ke angkasa tanpa dapat dihalangi lagi. Kakek dan nenek
sangat sedih melihat putri mereka satu-satunya meninggalkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar